"Saat masih menggunakan mesin sedot, beberapa kali terkena razia petugas. Namun kemudian kami menyadari penggunaan mesin sedot berdampak pada kerusakan lingkungan," ungkap Basuki (46) penambang pasir di Widoro, Senin (20/03/2016).
Berbeda dengan penambang pasir tradisonal di lokasi lain, penambang pasir di Desa Widoro memanfaatkan getek yang di bagian tengah, dibuat kotakan seperti bak truk. Agar tidak tenggelam, getek diberi 4 drum di bagian depan, dan 3-4 drum di bagian belakang.
Untuk mendapatkan pasir, mereka mengeruk pasir di dasar sungai. Setelah penuh, getek kemudian didayung ke pangkalan. "Untuk memenuhi satu bak getek yang setara dengan satu bak colt, butuh waktu sekitar 2 jam. Itu pun yang bekerja mencari pasir dua orang," jelas Basuki.
Di pangkalan pasir Desa Widoro, harga pasir satu getek Rp 75.000. Perolehan sebesar itu, masih harus dipotong Rp 10.000 untuk sewa getek, Rp 10.000 biaya muat ke truk, dan Rp 5.000 untuk membayar retribusi jalan menuju pangkalan pasir. "Dalam sehari, rata-rata hanya bisa menjual pasir tiga getek," pungkas Basuki. (Sukmawan/krjogja.com)
DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN KERJA YANG BAIK DAN SIMPEL SERTA TEMPLATE DAFTAR RIWAYAT HIDUP(CURICULUM VITAE)
_________________________________________________________________________________________
KIRIMKAN INFORMASI / TULISAN / OPINI / UNEK-UNEK ANDA KE:
beritakebumen@gmail.com
=============================================================
Untuk mendapatkan informasi terbaru, dan yang tidak terposting silahkan ikuti di:
| FACEBOOK GRUP | FACEBOOK PROFIL | FACEBOOK FAN PAGE | TWITTER |
=============================================================
Post a Comment
Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!