KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Beberapa produk UKM di Kebumen ternyata sudah memiliki standar ekspor. Sayangnya, para pelaku UKM belum mampu mengekspor produknya sendiri.
Guna mendorong agar UKM dapat mengekspor produknya sendiri, Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Disnaker KUKM Kebumen menggelar Pelatihan Manajemen SDM KUKM Berbasis Kompetensi untuk para UKM di Kebumen, Kamis (27/9/2018). Pelatihan diikuti 30 pelaku UKM yang memiliki potensi ekspor.
Beberapa produk UKM di Kebumen yang sudah masuk ke pasar ekspor antara lain gula semut, lanting, anyaman pandan, peci dan kerajinan kulit ikan pari.
Selama ini, para pelaku UKM Kebumen terpaksa harus menggandeng pihak ketiga yang terkadang turut mempermainkan harga jual produk. Alhasil, pelaku UKM tidak dapat menikmati keuntungan secara sepenuhnya dari ekspor tersebut.
Mirisnya lagi, justru pihak lain yang memberikan label produk UKM yang menembus pasar ekspor. Hal itu diungkapkan Kabid Sertifikasi SDM KUKM Kementerian Koperasi dan UKM, Zahara Adnani.
"Dengan ekspor sendiri tentunya nilai jual produk UKM lebih tinggi. Yang terpenting mereka dapat memproduksi dalam skala besar dengan kualitas yang memenuhi standar ekspor," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu Fasilitator UKM Ekspor Akif Fatwal Amin, menjelaskan korespondensi ekspor menjadi kunci utama melakukan bisnis ekspor. Selain korespondensi, pelaku ekspor harus memperhatikan dokumen kepabeanan, dokumen produk ekspor, mengemas produk ekspor, memuat produk ke peti kemas dan pengiriman.
"Korespondensi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan media namun tidak menghilangkanpoin-poin yang menentukan proses ekspor aman," tuturnya saat menjadi narasumber.
Editor : BK01 | Sumber : Sorot
Guna mendorong agar UKM dapat mengekspor produknya sendiri, Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Disnaker KUKM Kebumen menggelar Pelatihan Manajemen SDM KUKM Berbasis Kompetensi untuk para UKM di Kebumen, Kamis (27/9/2018). Pelatihan diikuti 30 pelaku UKM yang memiliki potensi ekspor.
Beberapa produk UKM di Kebumen yang sudah masuk ke pasar ekspor antara lain gula semut, lanting, anyaman pandan, peci dan kerajinan kulit ikan pari.
Selama ini, para pelaku UKM Kebumen terpaksa harus menggandeng pihak ketiga yang terkadang turut mempermainkan harga jual produk. Alhasil, pelaku UKM tidak dapat menikmati keuntungan secara sepenuhnya dari ekspor tersebut.
Mirisnya lagi, justru pihak lain yang memberikan label produk UKM yang menembus pasar ekspor. Hal itu diungkapkan Kabid Sertifikasi SDM KUKM Kementerian Koperasi dan UKM, Zahara Adnani.
"Dengan ekspor sendiri tentunya nilai jual produk UKM lebih tinggi. Yang terpenting mereka dapat memproduksi dalam skala besar dengan kualitas yang memenuhi standar ekspor," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu Fasilitator UKM Ekspor Akif Fatwal Amin, menjelaskan korespondensi ekspor menjadi kunci utama melakukan bisnis ekspor. Selain korespondensi, pelaku ekspor harus memperhatikan dokumen kepabeanan, dokumen produk ekspor, mengemas produk ekspor, memuat produk ke peti kemas dan pengiriman.
"Korespondensi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan media namun tidak menghilangkanpoin-poin yang menentukan proses ekspor aman," tuturnya saat menjadi narasumber.
Editor : BK01 | Sumber : Sorot
إرسال تعليق
Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!