Opini: Santri, Garda Terdepan Dalam Kemajuan Bangsa

Dewasa ini istilah santri tidak asing lagi bagi masyarakat. Nama santri tidak bisa lepas dari tokoh yang berwibawa, yakni kyai dan pondok pesantren merupakan tempat bermukim para santri dalam menimba ilmu.  
Abad ke 20 sekarang ini sangat menuntut siapa saja untuk melakukan perubahan. Masyarakat kalangan apapun sangat dituntut untuk mengikutinya agar tidak tergerus oleh zaman, apalagi santri. Santri sangat diidentikkan dengan kesederhanaan, ketawadlu’an, dan  kesabaran.
Timbul pertanyaan, apakah sampai saat ini santri masih tergolong kaum terdahulu? Dalam sebuah kaidah ushul fiqh yang berbunyi almuhafadlotu ala qodimishholih wal akhdzu bil jadidil ashlah memberikan efek perubahan yang besar untuk istilah santri itu sendiri. Penampilan seorang santri yang sederhana dan tidak modern, tapi bukan itu yang dicari. Metode pembelajaran yang modern kian digalakkan diberbagai pondok pesantren ataupun madrasah. Disinilah wadah para santri untuk mendapatkan nilai lebih.
Para santri tidak hanya mempelajari kitab-kitab klasik, mereka juga belajar mengenai ilmu-ilmu umum dan teknologi. Bertuujuan agar tidak menghilangkan ciri khas dari santri yang mempelajari ajaran-ajaran Islam. Para santri tidak hanya diharapkan menjadi seorang tokoh kharismatik dilingkungannya saja, melainkan ia juga perlu memberikan perubahan sosial dalam masyarakat. 

Peran Santri Dalam Sejarah

Kemerdekaan Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran  ulama’. Para ulama sendiri dulunya merupakan santri yang gigih dalam menimba ilmu. Beliau-beliau sangat gigih dalam tholabul ilmi, tidak hanya dilingkup daerahnya saja. Beliau justru akan pergi jauh meninggalkan kampung halamannya guna mendapatkan sesuatu yang sangat berharga yaitu ilmu. kegigihan beliaulah yang akhirnya menjadikan beliau sendiri sebagai tokoh penting. Ulama yang berjasa dalam kemerdekaan RI diantaranya ialah: K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahid Hasyim, K.H Agus Salim dan lainnya. Hal ini menjadi bukti bahwa santri telah memiliki nama dari dulu, dan sudah sewajarnya menjadi semangat untuk masa kini.
Para ulama yang juga bisa disebut sebagai alumni santri kian mengembangkan sayapnya saat andil dalam pembangunan negara. hal tersebut dapat ditemukan saat pembentukan konstitusi negara, undang-undang, dan utamanya dalam bidang pemerintahan. Peran ulama saat itu sangat mewarnai kemerdekaan. Kemerdekaaan yang dicita-citakan bersama oleh rakyat Indonesia, dengan komponen pelaksana yang luar biasa dari berbagai pihak, tentu akan membuahkan hasil yang memuaskan. Utamanya dari kaum muslimin sendiri, dipelopori oleh para ulama besar dengan masa santri serta rakyat beragama Islam, memeberikan amunisi besar bagi penjajah kala itu. Kalimat jihad melawan penjajah tertancap kuat dihati dan benak mereka. Fatwa-fatwa ulama dikeluarkan secara terus menerus guna membakar semangat rakyat Indonesia melawan penjajah. Perjuangan tersebut tidak sia-sia dan menemukan titik puncaknya yakni kemerdekaan.

Mengapa harus santri?

Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa santri tidak akan jauh dari kesederhanaan, kepatuhan serta keikhlasan. Diimbangi dengan ilmu-ilmu dan keterampilan yang mumpuni santri mampu memberikan kado besar bagi negaranya. Indonesia telah memiliki wadah untuk menampung kontribusi santri. Tak lain penggagas kemajuan para santri ialah presiden ke-4 Abdurrahman Wahid. Tidak hanya seorang ulama, beliau juga merupakan tokoh besar dunia politik serta bapak pluralitas. Peran santri kian membumbung tinggi pada masa pemerintahan berikutnya. Hal tersebut memberikan motivasi tersendiri terhadap pondok-pondok pesantren serta madrasah untuk meningkatkan kualitasnya agar mampu bertarung dikancah nasional maupun internasional. Latar belakang inilah yang akhirnya memunculkan kader-kader hebat dari kalangan santri.
Adapun urgensinya bagi negara ini tak lain karena para santri yang menjunjung tinggi nilai sila pertama dari pancasila yaitu ketuhanan yang maha esa serta. Merekalah yang kuat dalam mengamalkan ajaran tuhannya. Peran santri mampu menguasai semua elemen, mulai dari politik, ekonomi, sosial, serta pendidikan.

 Dalam bidang politik kian lama kian banyak alumni santri yang mewarnai kancah politik, tokoh tersohornya yakni K.H. Abdurrahman Wahid. Dunia pendidikan yang semakin progres sangat membantu para santri dalam membangun perpolitikan yang amanah. Sarjanawan-sarjanawan yang merupakan jebolan pondok pesantren mampu diperhitungkan kualitasnya, sehingga alasan inilah yang menyebarkan para santri untuk andil dalam elemen yang berbeda. Apalagi didunia pendidikan, para santri sangat dibutuhkan perannya untuk memajukan pendidikan serta moral bangsa ini. Sedangkan dalam lingkup perekonomian, masyarakat muslim semakin tersadarkan akan pentingnya menegakkkan syari’at dalam kehidupannya, meskipun Indonesia bukanlah negara Islam yang berundang-undangkan syariat Islam. Pengimplementasian ajaran Islam dibidang ekonomi contohnya bank syariah, asuransi syariah, dan sebagainya. Santri yang berkompeten dalam ekonomi sangat diharapkan keikutsertaannya guna menunjukkan secara jelas nilai-nilai Islam yang bertujuan mencapai kemaslahatan. Alasan utama menyebut santri sebagai garda terdepan karena mereka mempunya basic yang lebih baik serta kecerdasan spiritual yang baik. Sumber daya manusia seperti inilah yang dibutuhkan oleh negara saat ini.


Penulis:

Salwa Nida
Alumni MA  Muallimat Kudus
Mahasiswa UIN Walisongo
Semarang
Aktivis LPM Justisia


KIRIMKAN INFORMASI / TULISAN / OPINI / UNEK-UNEK ANDA KE:
admin@beritakebumen.info

Post a Comment

Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!

Previous Post Next Post