Pekerja membuat penahan longsor pada daerah tebing yang rawan dan berpotensi menutup jalur kereta api Daop 5 Purwokerto. (57/SuaraMerdeka.com) |
”Pada titik-titik rawan, petugas disiagakan 24 jam serta diberi kewenangan untuk menghentikan kereta api yang melintas jika menemukan kondisi tidak aman,” ujar Manajer Jalan Rel dan Jembatan PT KAI Daop 5 Suyanto melalui rilis yang diterima Suara Merdeka, kemarin.
Di wilayah Daop 5, salah satu titik rawan longsor di Km 304+25 antara Prupuk dan Linggapura yang membentang di wilayah Kabupaten Tegal dan Brebes. Titik rawan di daerah lain di Km 360+150/300 antara Notog dan Kebasen(tebing rawan longsor), Km 422+900 hingga 423+900 antara Tambak dan Ijo (tebing rawan longsor), dan Km 448+600 sampai 450+400 antara Soka dan Kebumen (tebing rawan longsor).
Suyanto menyebutkan, petugas khusus yang disiagakan 171 personel sebagai flying gank yang terbagi di 17 resor. Flying gank bisa meluncur sewaktu-waktu ke daerah yang kritis. Selain itu mereka juga membantu dalam kondisi penyiagaan darurat sebagai penilik jalan cuaca ekstrem, penjaga jalur lintas (PJL) ekstrasituasional, dan penjaga terowongan tambahan.
Rekayasa Situasi
Lebih lanjut dia menyebutkan, PT KAI juga melakukan beberapa rekayasa situasi. Seperti memperlebar drainase menuju ke aliran sungai, memberi cerucuk yang terbuat dari rel atau bambu untuk memperkuat struktur tanah jika terjadi longsor, dan pemagaran di titik rawan longsor jalur ganda yang sedang dikerjakan. ”Menilik potensi rawan, kami mewanti-wanti agar petugas pemeriksa jalur kereta api bisa bekerja ekstra tanpa menunggu perintah,” tandasnya.
Selain pengecekan, pengawasan, dan pengantisipasian pada semua titik-titik rawan dan yang berpotensi bahaya serta yang mempunyai riwayat longsor atau banjir, juga dilakukan penebangan pohon di sekitar rel yang berpotensi tumbang dan menutupi jalur kereta api. (K22-57/suaramerdeka.com)
KIRIMKAN INFORMASI / TULISAN / OPINI / UNEK-UNEK ANDA KE:
admin@beritakebumen.info
إرسال تعليق
Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!