KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Izin pertambangan galian golongan C menjadi perhatian serius, menyusul banyaknya proyek di kabupaten berslogan Beriman ini. Pasalnya, proses perizinannya berada di provinsi, sedangkan proyeknya sudah dimulai di Kebumen.
Selain proyek jaringan jalan lintas selatan (JJLS), saat ini juga mulai berlangsung kegiatan pembangunan jalan kabupaten sebanyak 75 paket dengan total dana Rp 181 miliar.
Sehingga, tidak masuknya retribusi galian golongan C ke kas daerah lantaran banyak penambang yang belum berizin pun dikhawatirkan berbagai pihak. Kondisi tersebut juga langsung ditindaklanjuti pihak terkait dengan melakukan rapat gabungan serta inspeksi mendadak (Sidak), Selasa (10/5).
Rapat gabungan dilaksanakan Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPTT) dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Kebumen. Di samping itu dilaksanakan Komisi D DPRD Kabupaten Kebumen dengan mengundang pelaksana proyek JJLS dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Rapat yang dipimpin Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kebumen Joko Budi Sulistyanto itu membahas sejauh mana kontribusi penambang galian golongan C terhadap kas daerah. Terutama mengenai urukan JJLS. Sedangkan Sidak dilaksanakan Komisi C DPRD Kabupaten Kebumen yang diketuai Halimah Nurhayati terkait penambangan pasir Luk Ulo. “Kami tahu proyek daerah banyak. Bahkan megaproyek nasional JJLS juga di Kebumen.
Padahal bahan baku, seperti pasir di Sungai Luk Ulo terbatas dan penambangnya banyak yang tidak berizin,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Kebumen Akhmad Khaeroni di sela-sela Sidak penambangan pasir Luk Ulo di Karangsambung, kemarin. Roni, panggilan akrab Akhmad Khaeroni Sidak bersama pimpinan dan anggota Komisi C antara lain Herni Ning Susanti, Qoriah Dwi Puspa, Supriyati, dan Eni Handayani.
Mereka mendatangi langsung lokasi penambangan pasir Luk Ulo yang menggunakan alat berat itu. Para wakil rakyat juga mengecek langsung pos portal penarikan retribusi galian golongan C di Tanuraksan dan Pos Mangir. Terungkap, sopir truk yang mengangkut muatan pasir Luk Ulo itu hanya menyerahkan uang Rp 5.000 kepada petugas.
Itu pun tanpa karcis. Padahal besaran retribusinya lebih dari separo yang diserahkan sopir tersebut. Mengingat, satu ritnya Rp 4.000, sedangkan muatan satu truknya mencapai 3-4 rit. “Jadi, kami perkirakan juga ada kebocoran pendapatan sekitar 50 persen,” imbuhnya.
Terkait menipisnya pasir Luk Ulo, lanjut Roni, solusi untuk memenuhi kebutuhan proyek yang ada di Kebumen tidak lain dengan menyediakan alat remuk batu (crasher). Di Kebumen terdapat tiga tempat, yakni Buayan, Rowokele, dan Pejagoan.
Alat tersebut mampu menghasilkan pasir dan batu pecah untuk kebutuhan proyek. Sementara itu, Kepala BPMPPT Kabupaten Kebumen Aden Andri Susilo menegaskan, dari hasil rapat gabungan disepakati pendapatan dari galian golongan C disesuaikan dengan kebutuhan pengerjaan proyek.
“Misalnya, untuk urukan JJLS, begitu sampai di lokasi sudah ada taksiran pajak. Sehingga, kebutuhan galian golongan C untuk proyek yang ada pun tinggal diitung besaran retribusi untuk pendapatan daerah,” terang Aden.
Kepala DPPKAD Kabupaten Kebumen Supangat menjelaskan, pendapatan daerah dari retribusi penambangan galian golongan C mengalami peningkatan tiap tahunnya. Bahkan tahun 2014 yang mencapai Rp 1,6 miliar meningkat menjadi Rp 2,3 miliar pada tahun 2015. “Ke depan diharapkan lebih meningkat lagi,” imbuhnya. (K5-32/suaramerdeka.com)
_________________________________________________________________________________________
DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN KERJA YANG BAIK DAN SIMPEL SERTA TEMPLATE DAFTAR RIWAYAT HIDUP(CURICULUM VITAE)
_________________________________________________________________________________________
=============================================================
Untuk mendapatkan informasi terbaru, dan yang tidak terposting silahkan ikuti di:
| FACEBOOK GRUP | FACEBOOK PROFIL | FACEBOOK FAN PAGE | TWITTER |
=============================================================
Selain proyek jaringan jalan lintas selatan (JJLS), saat ini juga mulai berlangsung kegiatan pembangunan jalan kabupaten sebanyak 75 paket dengan total dana Rp 181 miliar.
Sehingga, tidak masuknya retribusi galian golongan C ke kas daerah lantaran banyak penambang yang belum berizin pun dikhawatirkan berbagai pihak. Kondisi tersebut juga langsung ditindaklanjuti pihak terkait dengan melakukan rapat gabungan serta inspeksi mendadak (Sidak), Selasa (10/5).
Rapat gabungan dilaksanakan Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPTT) dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Kebumen. Di samping itu dilaksanakan Komisi D DPRD Kabupaten Kebumen dengan mengundang pelaksana proyek JJLS dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Rapat yang dipimpin Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kebumen Joko Budi Sulistyanto itu membahas sejauh mana kontribusi penambang galian golongan C terhadap kas daerah. Terutama mengenai urukan JJLS. Sedangkan Sidak dilaksanakan Komisi C DPRD Kabupaten Kebumen yang diketuai Halimah Nurhayati terkait penambangan pasir Luk Ulo. “Kami tahu proyek daerah banyak. Bahkan megaproyek nasional JJLS juga di Kebumen.
Padahal bahan baku, seperti pasir di Sungai Luk Ulo terbatas dan penambangnya banyak yang tidak berizin,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Kebumen Akhmad Khaeroni di sela-sela Sidak penambangan pasir Luk Ulo di Karangsambung, kemarin. Roni, panggilan akrab Akhmad Khaeroni Sidak bersama pimpinan dan anggota Komisi C antara lain Herni Ning Susanti, Qoriah Dwi Puspa, Supriyati, dan Eni Handayani.
Mereka mendatangi langsung lokasi penambangan pasir Luk Ulo yang menggunakan alat berat itu. Para wakil rakyat juga mengecek langsung pos portal penarikan retribusi galian golongan C di Tanuraksan dan Pos Mangir. Terungkap, sopir truk yang mengangkut muatan pasir Luk Ulo itu hanya menyerahkan uang Rp 5.000 kepada petugas.
Itu pun tanpa karcis. Padahal besaran retribusinya lebih dari separo yang diserahkan sopir tersebut. Mengingat, satu ritnya Rp 4.000, sedangkan muatan satu truknya mencapai 3-4 rit. “Jadi, kami perkirakan juga ada kebocoran pendapatan sekitar 50 persen,” imbuhnya.
Terkait menipisnya pasir Luk Ulo, lanjut Roni, solusi untuk memenuhi kebutuhan proyek yang ada di Kebumen tidak lain dengan menyediakan alat remuk batu (crasher). Di Kebumen terdapat tiga tempat, yakni Buayan, Rowokele, dan Pejagoan.
Alat tersebut mampu menghasilkan pasir dan batu pecah untuk kebutuhan proyek. Sementara itu, Kepala BPMPPT Kabupaten Kebumen Aden Andri Susilo menegaskan, dari hasil rapat gabungan disepakati pendapatan dari galian golongan C disesuaikan dengan kebutuhan pengerjaan proyek.
“Misalnya, untuk urukan JJLS, begitu sampai di lokasi sudah ada taksiran pajak. Sehingga, kebutuhan galian golongan C untuk proyek yang ada pun tinggal diitung besaran retribusi untuk pendapatan daerah,” terang Aden.
Kepala DPPKAD Kabupaten Kebumen Supangat menjelaskan, pendapatan daerah dari retribusi penambangan galian golongan C mengalami peningkatan tiap tahunnya. Bahkan tahun 2014 yang mencapai Rp 1,6 miliar meningkat menjadi Rp 2,3 miliar pada tahun 2015. “Ke depan diharapkan lebih meningkat lagi,” imbuhnya. (K5-32/suaramerdeka.com)
DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN KERJA YANG BAIK DAN SIMPEL SERTA TEMPLATE DAFTAR RIWAYAT HIDUP(CURICULUM VITAE)
_________________________________________________________________________________________
KIRIMKAN INFORMASI / TULISAN / OPINI / UNEK-UNEK ANDA KE:
beritakebumen@gmail.com
=============================================================
Untuk mendapatkan informasi terbaru, dan yang tidak terposting silahkan ikuti di:
| FACEBOOK GRUP | FACEBOOK PROFIL | FACEBOOK FAN PAGE | TWITTER |
=============================================================
إرسال تعليق
Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!