![]() |
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di Ambal Kebumen. (Foto: Lukman Khakim) |
Karena hujan turun tidak menunggu hari baik, begitu juga saat kemarau datang hujan berhenti tak menunggu hari baik,” ujar Andi Amran Sulaiman di sela-sela mengunjungi penangkaran benih Kelompol Tani “Tani Dadi” di Desa Ambarwinangun, Kecamatan Ambal, Kebumen, Selasa (1/3). Kunjungan tersebut didampingi sejumlah pejabat di jajaran Kementerian Pertanian RI. Tampak Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad yang didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Puji Rahayu. Usai mengunjungi penangkaran benih, Mentan melakukan temu wicara dengan para petani.
Kepada para petani, Amran Sulaiman meminta untuk menjual hasil panen kepada Bulog. Namun para petani enggan menjual gabah hasil panen kepada Bulog lantaran harga yang ditawarkan cukup rendah. Para petani lebih memilih menjual gabah kering giling kepada tengkulak yang memberikan harga relatif tinggi.
Selain itu, petani protes kepada pemerintah terkait kebijakan pemerintah yang mengimpor beras. Mujiono (50) petani asal Ambal meminta pemerintah agar menghentikan impor beras. “Saya mau pemerintah ndak lakukan impor beras lagi. Kasihan petani kecil seperti kami, Pak Menteri,” cetusnya dengan lugu. Dia menyebutkan, hasil panen di Kecamatan Ambal melimpah. Sehingga jika pemerintah tak menghentikan impor, harga beras langsung jatuh.
Mendengar pertanyaan itu, Menteri Amran balik bertanya? “Siapa yang mau melakukan impor beras?” Mujiono pun sigap menjawab, “Temannya bapak, menteri perdagangan.” Amran pun langsung menjawab, “Baik saya akan sampaikan. Tapi bapak harus janji agar hasil panen bapak harus dijual ke Bulog,” pinta Amran yang pada akhir dialog menyerahkan satu mesin traktor kepada Mujiono untuk kelompok taninya.
Surplus Benih
Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad menyampaikan, realisasi luas tanam padi hingga minggu ke-4 Februari 2016 seluas 44.045 hektare. Saat ini lima lokasi mendapatkan alokasi kegiatan Seribu Desa Mandiri Benih, yakni Kelompok Tani “Sri Makmur” Desa Karangsari Kecamatan Kutowinangun.
Gapoktan “Mandiri” Desa Karanggedang, Sruweng, Gapoktan “Ngudi Rukun” Desa Bejiruyung, Sempor, Kelompok Tani “Werdi Tani” Desa Mrinen, Kutowinangun dan Kelompok Tani “Tani Dadi” Desa Ambarwinangun, Ambal. Adapun rencana produksi benih per kelompok adalah 30 ton, sehingga ada 150 ton benih dan mampu mensuplai 6.000 hektare. Sedangkan target luas tanam Kebumen di tahun 2016 seluas 80.720 hektare, sehingga membutuhkan benih 2.018 ton benih.
Saat ini, di Kebumen terdapat 19 produsen benih, dengan prediksi produksi benih tiap tahun sebanyak 2.796 ton, dan mampu mencukupi 111.840 hektare. “Dengan demikian terdapat surplus produksi benih sebanyak 778 ton,” ujar Yahya Fuad didapingi Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Puji Rahayu. Dia menyampaikan, Kebumen menjadi salah satu daerah penyangga produksi beras di Jateng.
Dengan produksi padi setiap tahun selalu surplus rata-rata 200.000 ton Gabah Kering Giling (GKG). Pola tanam di Kebumen sudah mantap dengan dikeluarkannya SK Bupati tentang Pola Tanam setiap tahun, sehingga tidak sama dengan kabupaten lain yang setiap saat bisa tanam. “Mantapnya pola tanam Padi-Padi- Palawija di Kebumen berpengaruh terhadap penurunan serangan organisme pengganggu tanaman seperti wereng, maupun penggerek batang,” tandasnya. (J19-32/suaramerdeka.com)

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN KERJA YANG BAIK DAN SIMPEL SERTA TEMPLATE DAFTAR RIWAYAT HIDUP(CURICULUM VITAE)
_________________________________________________________________________________________
KIRIMKAN INFORMASI / TULISAN / OPINI / UNEK-UNEK ANDA KE:
beritakebumen@gmail.com
=============================================================
Untuk mendapatkan informasi terbaru, dan yang tidak terposting silahkan ikuti di:
| FACEBOOK GRUP | FACEBOOK PROFIL | FACEBOOK FAN PAGE | TWITTER |
=============================================================
Post a Comment
Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!