KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Waduk Wadaslintang yang menjadi andalan irigasi mengalami kerusakan pada seal air vane valve atau bola karet. Akibatnya, volume air yang dikeluarkan tidak bisa maksimal.
Dari kebutuhan debit sampai 26 meter kubik per detik hanya dikeluarkan 18 meter kubik per detik. Adanya kekurangan irigasi dari Waduk Wadaslintang itu, Bendung Kaligending dan Free Intake Kedungsamak kini mengandalkan air sungai Luk Ulo agar kebutuhan air tercukupi.
Kabid Irigasi pada Dinas Sumber Daya Air Energi Suumber Daya Mineral (SDAESDM) Muchtarom didampingi Kasi Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Kuswanto mengatakan, Waduk Wadaslintang mengairi 21.402 hektare, meliputi Kecamatan Prembun, Bonorowo, Mirit, Ambal, Kutowinangun, Poncowarno, Kebumen, Alian, Buluspesantren, Pejagoan, Sruweng, Petanahan, Klirong, Puring, dan Adimulyo.
“Pada 2015 lalu memang ada perbaikan remedial atau rehabilitasi minor struktur dan hidromecanical Waduk Sempor dan Wadaslintang. Namun tidak termasuk menangani bola karet Waduk Wadaslintang, karena saat itu kondisinya masih bisa digunakan.
Hingga setelah dioperasikan beberapa hari baru ketahuan kerusakannya,” kata Muchtarom. Kondisi itu yang kemudian diminta Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta agar disosialisasikan kepada masyarakat.
Dan pihak Balai Besar pun telah menyurati kepada bupati Kebumen. Adapun perbaikannya menunggu penanganan dari Balai Besar. Dikatakan Kuswanto, elnino berpengaruh kuat terhadap curah hujan saat ini yang rendah.
Kondisi itu diakuinya berdampak pada awal masa pengolahan tanah. Di mana irigasinya yang tidak berfungsi optimal itu masih diperparah dengan minimnya hujan. Sehingga, sawah di Kebumen yang menjadi tadah hujan itu pun mengalami kekurangan air.
Pengaliran Waduk Wadaslintang pertama pada 16 Oktober 2015. Dan satu bulan kemudian dilakukan pengolahan tanah. Kondisi di lapangan ternyata banyak yang molor hingga Desember dan saat ini pun masih ada yang tanam.
Sedangkan untuk Waduk Sempor yang mengalami sedimentasi cukup tinggi dialirkan 16 Desember 2015. Namun wilayah yang terairi irigasi Sempor ternyata sudah tutup masa tanam.
“Perilaku petani memang memengaruhi percepatan tanam,” imbuh Kuswanto sembari mengatakan, tanaman yang sudah memasuki masa pertumbuhan tidak banyak membutuhkan air. (K5-32/suaramerdeka.com)
_________________________________________________________________________________________
DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN KERJA YANG BAIK DAN SIMPEL SERTA TEMPLATE DAFTAR RIWAYAT HIDUP(CURICULUM VITAE)
_________________________________________________________________________________________
=============================================================
Untuk mendapatkan informasi terbaru, dan yang tidak terposting silahkan ikuti di:
| FACEBOOK GRUP | FACEBOOK PROFIL | FACEBOOK FAN PAGE | TWITTER |
=============================================================
Dari kebutuhan debit sampai 26 meter kubik per detik hanya dikeluarkan 18 meter kubik per detik. Adanya kekurangan irigasi dari Waduk Wadaslintang itu, Bendung Kaligending dan Free Intake Kedungsamak kini mengandalkan air sungai Luk Ulo agar kebutuhan air tercukupi.
Kabid Irigasi pada Dinas Sumber Daya Air Energi Suumber Daya Mineral (SDAESDM) Muchtarom didampingi Kasi Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Kuswanto mengatakan, Waduk Wadaslintang mengairi 21.402 hektare, meliputi Kecamatan Prembun, Bonorowo, Mirit, Ambal, Kutowinangun, Poncowarno, Kebumen, Alian, Buluspesantren, Pejagoan, Sruweng, Petanahan, Klirong, Puring, dan Adimulyo.
“Pada 2015 lalu memang ada perbaikan remedial atau rehabilitasi minor struktur dan hidromecanical Waduk Sempor dan Wadaslintang. Namun tidak termasuk menangani bola karet Waduk Wadaslintang, karena saat itu kondisinya masih bisa digunakan.
Hingga setelah dioperasikan beberapa hari baru ketahuan kerusakannya,” kata Muchtarom. Kondisi itu yang kemudian diminta Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta agar disosialisasikan kepada masyarakat.
Dan pihak Balai Besar pun telah menyurati kepada bupati Kebumen. Adapun perbaikannya menunggu penanganan dari Balai Besar. Dikatakan Kuswanto, elnino berpengaruh kuat terhadap curah hujan saat ini yang rendah.
Kondisi itu diakuinya berdampak pada awal masa pengolahan tanah. Di mana irigasinya yang tidak berfungsi optimal itu masih diperparah dengan minimnya hujan. Sehingga, sawah di Kebumen yang menjadi tadah hujan itu pun mengalami kekurangan air.
Pengaliran Waduk Wadaslintang pertama pada 16 Oktober 2015. Dan satu bulan kemudian dilakukan pengolahan tanah. Kondisi di lapangan ternyata banyak yang molor hingga Desember dan saat ini pun masih ada yang tanam.
Sedangkan untuk Waduk Sempor yang mengalami sedimentasi cukup tinggi dialirkan 16 Desember 2015. Namun wilayah yang terairi irigasi Sempor ternyata sudah tutup masa tanam.
“Perilaku petani memang memengaruhi percepatan tanam,” imbuh Kuswanto sembari mengatakan, tanaman yang sudah memasuki masa pertumbuhan tidak banyak membutuhkan air. (K5-32/suaramerdeka.com)
DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN KERJA YANG BAIK DAN SIMPEL SERTA TEMPLATE DAFTAR RIWAYAT HIDUP(CURICULUM VITAE)
_________________________________________________________________________________________
KIRIMKAN INFORMASI / TULISAN / OPINI / UNEK-UNEK ANDA KE:
beritakebumen@gmail.com
=============================================================
Untuk mendapatkan informasi terbaru, dan yang tidak terposting silahkan ikuti di:
| FACEBOOK GRUP | FACEBOOK PROFIL | FACEBOOK FAN PAGE | TWITTER |
=============================================================
Post a Comment
Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!