Produksi Inpari 13 Capai 13 Ton/Hektare

PONCOWARNO (The Independent News) - Produksi padi jenis Inpari 13 di wilayah Kecamatan Poncowarno, Kebumen, menghasilkan gabah kering panen (GKP) mencapai 13 ton per hektare. Wilayah tersebut saat ini tengah panen raya. Hasil yang dicapai panen setempat patut menjadi contoh bagi daerah lain. Pasalnya, penggunaan varietas baru tersebut buka hanya meningkatkan produksi gabah, yang sebelumnya hanya 10-11 ton per hektare. Tetapi juga mempercepat masa panen padi."Umur padinya lebih pendek, hanya 104 hari dari sebaran," kata Penyuluh Pertanian, hartono.
Penanamannya, lanjut Hartono, hanya 2-3 batang per rumpun. Pertumbuhannya bagus sejak awal hingga akhir, Per rumpunnya sampai 17 anakan produktif. Begitu juga saat fase pengisian bulir. Kondisi tersebut yang menjadikan produksi gabah dengan menggunakan jenis Inpari 13 meningkat.

Menurutnya, sebagian besar petani di Poncowarno menggunakan varietas baru tersebut. Alhasil, panen di lahan seluas 1.087 hektare saat ini meningkat tajam. Hal itu berbeda dengan sebagian petani lainnya di 25 kecamatan yang ada di Kebumen.

Tahan Hama

Pada umumnya petani masih menggunakan varietas lama seperti IR 64, Silugonggo, dan Mikongga, pengamat Hama, Teguh Pramono mengemukakan, penggunaan bibit padi varietas lama rawan terserang hama, antara lain bakteri santo monas, orise, dan wereng cokelat. Termasuk hama kresek," jelasnya.

Hal itu juga telah dibuktikan dalam demplot lahan di Poncowarno yang menggunakan pupuk Angrodyke, bekerjasama antara Dinas Pertanian dan Kebutanan Kabupaten Kebumen dengan PT Halim Cipta Kreasi. Diharapkan, hasil yang menggembirakan tersebut ditindaklanjuti petani lainnya untuk menggunakan jenis padi Inpari 13 pada musim tanam mendatang.

Petani di Poncowarno, lanjutnya, sudah mantap menggunakan varietas baru tersebut. Di daerah itu pun sudah lama mengikuti pola tanam padi-padi-palawija. Pola tanam 300% tersebut sempat, diterapkan di tiga kecamatan, yuakni Kutowinangun, Ambal dan Buluspesantren, saat Bupati Kebumen dijabat Kiai HM Nashiruddin Al Mansyur.

Namun, pencanangan pola tanam itu belum membuahkan hasil maksimal. Salah satu penyebabnya antara lain petani menunda tanam padi."Di Poncowarno, kini tinggal meningkatkan produksi sebesar-besarnya, karena IP 300% sudah lama terpenuhi. InsyaAlloh panen tahun ini memenuhi target peningkatan produksi mencapai 5-10 persen," imbuhnya. (K5-84|suaramerdeka)

=============================================================
Untuk mendapatkan informasi terbaru, dan yang tidak terposting silahkan bergabung di FACEBOOK GRUP dan like FAN PAGE

Post a Comment

Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!

Previous Post Next Post