AKI Masih Tinggi, Hindari '4 Terlalu' dan '3 Terlambat'

KEBUMEN (The Independent News) - Dirjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI Dr dr Slamet Riyadi Yuwono DTM&H MARS meresmikan Puskesmas Rawat Inap di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jumat (17/2). Dalam kesempatan itu, jajaran pemerintah kabupaten diminta lebih keras menekan angka kematian ibu (AKI) hamil dan melahirkan. Pasalnya di Indonesia, AKI masih cukup tinggi yakni mencapai 228 per 100.000 kelahiran.

Puskesmas Alian menjadi Puskesmas Rawat Inap setelah direhab dengan dana Rp 500 juta. Tempat tidur pasien umum berjumlah 10, dan 2 tempat tidur untuk kebidanan. Dalam kesempatan itu, juga diserahkan bantuan mobil operasional dari Kementerian Kesehatan kepada Bupati Kebumen H Buyar Winarso SE untuk Puskesmas Rawat Inap Alian.

Untuk mencegah kematian ibu hamil dan melahirkan, Dirjen Bina Gizi dan KIA memberi kata kunci '4 Terlalu' dan '3 Terlambat' yang harus dihindari. Empat Terlalu terkait dengan kehamilan yakni terlalu muda (kurang dari 18 tahun), terlalu tua (di atas 34 tahun), jarak kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun), dan kehamilan yang terlalu banyak.

Sedangkan '3 Terlambat' terkait dengan persalinan dan masalahnya yakni terlambat mengambil keputusan sehingga terlambat untuk mendapat penanganan, terlambat sampai ke tempat rujukan, serta terlambat mendapat penanganan karena terbatasnya sarana dan sumber daya manusia.

Slamet Riyadi Yuwono yang berasal dari Dukuh Paijo, Desa Kaliputih, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, juga mengingatkan bidan desa sebagai ujung tombak, harus terlatih. Dengan begitu, ketika menemui kendala, bisa dengan cepat dan tepat melakukan penanganan sehingga ibu melahirkan dengan selamat. (Suk|KR)

=============================================================
Untuk mendapatkan informasi terbaru, dan yang tidak terposting silahkan bergabung di FACEBOOK GRUP dan like FAN PAGE

Post a Comment

Silahkan Berkomentar yang Baik dan Bermanfaat!

أحدث أقدم